Mengapa Etika Bisnis Diperlukan di dalam Persaingan Bisnis?
Kegiatan bisnis yang tengah berkembang di Indonesia, akan memicu terjadi persaingan yang sangat ketat dan kadang kala akibat dari ketatnya persaingan dapat menyebabkan pelaku bisnis menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya, akibatnya terjadilah persaingan yang tidak sehat dalam bisnis.
Persaingan yang tidak sehat ini dapat merugikan orang banyak, selain itu juga dalam jangka panjang dapat merugikan pelaku bisnis itu sendiri.
Dengan munculnya berbagai masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan banyaknya tuntutan untuk menerapkan etika kegiatan bisnis, dengan diterapkannya etika dalam bisnis akan meminimalisir hal-hal negatif yang tidak diinginkan, dan secara tidak lansung dapat membantu tatanan perkonomian.
Dalam menjalankan kegiatan bisnis tentunya perusahaan harus berusaha untuk menghindari efek negatif kepada masyarakat yang berada diseklilingnya. Masyarakat yang dimaksud di sini adalah para pekerja, perusahaan lain, pelanggan, pemasok, investor dan masyakarat atau penduduk disekitarnya
[post_ads]
Apa Pengertian dari Etika Bisnis?
Menurut Pandji (2007:113 : Pengantar Bisnis Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta) etika bisnis adalah Etika (Ethics) yang menyangkut tata pergaulan di dalam kegiatan-kegiatan bisnis.
Bisnis adalah kegiatan-kegiatan teratur yang melayani kebutuhan yang bersifat umum (artinya: non-personal) sambil memeperoleh pendapatan (Income).
Jika di dalam “pendapatan” itu dikalkulasikan laba, maka bisnis tersebut bersifat komersial.
Menurut
Wikipedia Indonesia (2014) etika bisnis merupakan cara untuk melakukan
kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berikatan dengan
individu, perusahaan dan juga masyarakat.
Etika bisnis dalam
suatu perusahaan dapat membentuk nila, norma dan perilaku karyawan serta
pimpinan dalam membangun huubungan yang adil dan sehat dengan
pelanggan/ mitra kerja, pemegang saham, masyarakat.
Etika adalah
ilmu atau pengetahuan tentang apa yang baik dan apa yang tidak baik
untuk dijunjung tinggi atau untuk diperbuat (Ethics is the science of
good and bad).
Jadi dapat kita tarik benang mewah bahwa etika bisnis adalah ilmu yang menyangkut tata pergaulan di dalam kegiatan-kegiatan bisnis dimana etika bisnis adalah menerapkan aturan-aturan umum mengenai etika pada perilaku bisnis.
Etika bisnis ini menyangkut moral, kontak sosial, hak dan kewajiban, prinsip-prinsip dan aturan-aturan.
Baca juga : Pentingnya Peran, Fungsi dan sistem Akuntansi dalam Perusahaan Besar dan Kecil
Apa saja yang Mempengaruhi Terbentuknya Nilai Etika didalam setiap Individu?
Menurut Mamduh (2003:74 : Manajemen. Yogyakarta: Akademi Manajemen Perushaan YKKL.) etika individu dipengaruhi atau dibentuk oleh beberapa hal :
1. Keluarga
Keluarga
merupakan tempat tumbuhnya seorang individu, karena keluarga mempunyai
pengaruh penting dalam pembentukan etika seorang individu.
Individu akan berperilaku mencontoh perilaku orang tuanya atau keluarga dekat, atau berperilaku seperti yang disusruh oleh orang tuanya.
2. Pengaruh Faktor Situasional
Situasi akan menentukan etika individu.
Sebagai contoh, jika seseorang mencuri barangkali mempunyai alasan karena ia membutuhkan uang tersebut karena anakanya sakit.
Meskipun nampaknya jalan yang diambil merupakan jalan pintas, tetapi situasi semacam itu membantu memahami kenapa seseorang dapat melakukan tindakan yang tidak etis.
3. Nilai, Moral, dan Agama.
Seseorang
yang memprioritaskan sukses pribadi dan pencapaian tujuan keuangan
tentunya mempunyai perilaku yang lain dibandingkan mereka yang
memprioritaskan untuk menolong orang lain.
Keputusan dan perilaku manajer seringkali dipengaruhi oleh kepercayaanya.
4. Pengalaman Hidup
Selama hidupnya, manusia mengalami banyak pengalaman baik maupun yang jelek.
Pengalaman tersebut merupakan proses yang normal dalam kehidupan seseorang.
Pengalaman tersebut akan membentuk etika seseorang.
Sebagai contoh, seseorang yang mencuri kemudian tidak tertangkap barangkali akan terdorong mencuri kembali di masa mendatang.
Sebaliknya, jika ia tertangkap dan dihukum, dapat membuatnya jera untuk melakukan pencurian lagi.
5. Pengaruh Teman
Teman sebaya terutama akan berpengaruh terhadap pembentukan etika seseorang.
Contoh yang paling baik adalah masa anak-anak.
Jika seorang anak berteman dengan anak yang nakal, maka ada kecenderungan anak teresbut tertular nakal.
Demikian juga dengan teman pernainan pada waktu seorang individu menginjak remaja.
Jika lingkungan mempunyai standar etika yang tinggi, seorang individu akan cenderung mempunyai etika yang tinggi juga.
Baca juga : Pengertian, Tujuan, Jenis Jenis dan Karakteristik Perusahaan
[post_ads_2]
Apa saja Prinsip Prinsip Etika dan Perilaku dalam Bisnis?
Menurut
pendapat Michael Josephson dalam Pandji (2007:125:Pengantar Bisnis Pengelolaan Bisnis Dalam Era Globalisasi. Jakarta: Rineka Cipta), secara universal,
ada 10 prinsip etika yang mengarahkan perilaku, yaitu :
1.Kejujuran, yaitu penuh kepercayaan, tidak curang, dan tidak berbohong.
2. Integritas, yaitu memegang prinsip, melakukan kegiatan terhormat, tulus hati, berani dan penuh pendirian, tidak bermuka dua, tidak berbuat jahat dan saling percaya.
3. Memelihara janji, yaitu selalu menaati janji, patut dipercaya, penuh komitmen, patuh.
4. Kesetiaan, yaitu hormat dan loyal kepada keluarga, teman, karyawan, dan negara; jangan menggunakan atau memperlihatkan informasi yang diperoleh dalam kerahasiaan; begitu juga dalam suatu konteks professional, jaga/lindungi kemampuan untuk membuat keputusan professional yang bebas dan teliti, hindari hal yang tidak pantas dan konflik kepentingan.
5. Kewajaran/Keadilan, yaitu berlaku adil dan berbudi luhur, bersedia untuk mengakui kesalahan; dan memperlihatkan komitmen keadilan, persamaan perlakuan individual dan toleran terhadap perbedaan, jangan bertindak melampaui batas atau mengambil keuntungan yang tidak pantas dari kesalahan atau kemalangan orang lain.
Seema Gupta (2010:11:A Multidimensional Ethics Scale for Indian Managers' Moral Decision Making” dalam Electronic Journal of Business Ethics and Organization Studies Vol.15, No.1) menyatakan bahwa konsep keadilan secara tradisional telah berkaitan dengan hak dan kewajiban.
6. Suka membantu orang lain, yaitu saling membantu, barbaik hati, belas kasihan, tolong menolong, kebersamaan, dan menghindari segala sesuatu yang membahayakan orang lain.
7. Hormat kepada orang lain, yaitu menghormati martabat manusia, menghormati kebebasan dan hak untuk menentukan nasib sendiri bagi semua orang, bersopan santun, jangan merendahkan diri seseorang, jangan memperlakukan seseorang dan jangan merendahkan martabat orang lain.
8. Kewarganegaraan yang bertanggung jawab, yaitu selalu mentaati hukum/aturan, penuh kesadaran sosial, menghormati proses demokrasi dalam mengambil keputusan.
9. Mengejar keunggulan, yaitu mengejar keunggulan dalam hal baik dalam pertemuan personal maupun pertanggungjawaban professional, tekun, dapat dipercaya/diandalkan, rajin dan penuh komitmen, melakukan semua tugas dengan yang terbaik berdasar kemampuan, mengmbangkan, dan memperhahankan tingkat kompetensi yang tinggi.
10. Dapat dipertanggung jawabkan, yaitu memilki tanggung jawab, menerima tanggung jawab atas keputusan dan konsekuensinya, dan selalu mencari contoh.
Sementara Sonny Keraf dalam Sorta (2008:18) menyebutkan bahwa secara umum ada lima prinsip etika bisnis, yaitu :
1. Prinsip Otonomi
2. Prisip Kejujuran
3. Prisip Keadilan
4. Prinsip Saling Menguntungkan, dan
5. Prinsip Integritas Moral.